Perhitungan Titik Impas (Break Event Point) Dalam Kegiatan Usaha
20:33
1. Pengertian dan Manfaat Titik Impas (Break Event Point)
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam
operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Manfaat dari Break Even Point (BEP) sebagai berikut.
- Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
- Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
- Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
- Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
2. Komponen Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)
Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar berikut ini.
Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dan lain-lain.
Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.
Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut.
Dasar Unit. Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik
impas. BEP = FC /(P-VC)
Dasar Penjualan. berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas.
FC/ (1 – (VC/P))*
Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.
3. Menghitung Biaya Pokok Produksi
Kurva BEP merupakan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan atau penerimaan dan biaya (pada sumbu Y). BEP terjadi jika pendapatan dari penjualan (TR) berada pada titik keseimbangan dengan total biaya (TC). Sedangkan biaya tetap (FC) adalah variabel yang tidak berubah meskipun jumlah volume yang dihasilkan berubah. Kurva BEP dapat dilihat pada gambar berikut agar dapat lebih jelas mengenai perpotongan antara garis penerimaan dan biaya total.
Keterangan:
TR = Total Revenue (Penerimaan)
Q = Quantities (Produksi)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
TC = Total Cost (Total Biaya)
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
BEP dapat dihitung dengan dua cara berikut.
Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
Q = Quantities (Produksi)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
P = Harga Produk
b. Break Even Point (BEP) Rupiah Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP.
Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
Margin of safety adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa jauh
volume penjualan yang dianggarkan boleh turun agar perusahaan tidak menderita
rugi atau dengan kata lain, batas maksimum penurunan volume penjualan yang dianggarkan, yang tidak mengakibatkan kerugian.
Contoh Cara Menghitung Break Event Point (BEP)
Rencana penjualan produk kerajinan tahun 2020 meliputi kedua jenis produk
adalah sebagai berikut:
a. Penjualan
Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000,- setahun.
Dengan data tersebut kalian diminta untuk :
1) menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah
2) menentukan BEP produk A dalam unit, dan
3) menentukan BEP produk B dalam unit.
Jawaban :
1) Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah Rumus :
BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total penjualan)
BEP = 5.000.000 / (1-(7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)
BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)
BEP = 5.000.000 / 0.53
BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-
2) Menentukan BEP produk A dalam unit
Rumus :
BEP (unit) Produk A
= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).
BEP = 5.000.000 / (1.000 – 500)
BEP = 10.000 unit
3) Menentukan BEP produk B dalam unit
Rumus :
BEP (unit) Produk B
= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).
BEP = 5.000.000 / (750 – 300)
BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit
b. Sebuah perusahaan kerajinan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan
harga Rp 20,-/buah. Biaya variabel per buah barang adalah Rp 14,- (yang Rp 11,- adalah biaya produksinya dan sisanya adalah biaya pemasaran). Biaya tetap,
terjadinya secara merata jumlahnya Rp 792.000,- (yang Rp 500.000,- biaya produksi dan lainnya adalah biaya pemasaran).
Catatan:
Menurut Wikipedia biaya tetap adalah pengeluran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Dan biaya variabel adalah biaya berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi). Dalam contoh diatas B. Administrasi dan pemasaran ada yang dimasukkan ke unsur variabel dan sebagian masuk ke biaya tetap. Penggolongan itu berdasarkan timbul dan besarnya pada masing-masing unsur.
Pertanyaan :
1) Tentukan BEP / rupiah dan unit
2) Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-
Jawaban :
1) Tentukan BEP dalam unit
Rumus :
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).
BEP = 792.000 / (20 – 14)
BEP = 792.000 / 6
BEP = 132.000 unit
Tentukan BEP dalam rupiah
Rumus :
BEP (Rp) =
Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total hasil penjualan)
BEP = 792.000 / (1 -(1.400.000/2.000.000)
BEP = 792.000 / 0.3
BEP = Rp 2.640.000,-
2) Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-.
LABA = HARGA JUAL – TOTAL BIAYA
90.000 = X – (b. Variabel + biaya tetap)
90.000 = x – (1.400.000 + 792.000)
90.000 = x – 2.192.000
X = 2.192.000 + 90.000
X = Rp 2.282.000,-
Jadi harga jualnya Rp 2.282.000,-.
4. Evaluasi Analisis Hasil Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)
Analisis break even point adalah suatu alat atau teknik yang digunakan oleh
manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga
tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian (Sigit, 2002:1). Impas adalah suatu keadaan perusahaan dimana total penghasilan sama dengan total biaya (Supriyono, 2000:332). Keadaaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan ketika memproduksi suatu produk. Biaya dalam analisis break even point terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui titik impas perusahaan. Analisis break even point juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk melakukan perencanaan yakni dalam hal membuat perencanaan penjualan dan laba.
Analisis break even point digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan. Perencanaan penjualan adalah ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan untuk periode di masa yang akan datang yang didasarkan pada tren penjualan terakhir (Brigham dan Houston, 2001:117). Penyusunan peramalan penjualan mempunyai tujuan untuk mengetahui jumlah satuan unit yang akan diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk menjualnya. Perencanaan penjualan
yang telah direncanakan oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukkan laba yang diinginkan oleh perusahaan. Sehingga untuk memperoleh laba yang diinginkan maka perusahaan harus menentukkan perencanaan laba terlebih dahulu. Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan.
Perencanaan laba memiliki hubungan antara biaya, volume dan harga jual. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi (Munawir,2007:184).