Ragam Hias: Pengertian, Contoh Motif, Flora, Fauna, Geometris & Figuratif
01:14
Berbagai Flora dan fauna di Indonesia sangat kaya dan beragam. Setiap daerah memiliki kekayaan flora dan fauna masing-masing, hal ini menjadi ciri atau simbol suatu daerah. Kekayaan flora dan fauna oleh masyarakat diabadikan pada bentuk-bentuk ragam hias.
Daftar Isi :
Ragam hias flora dan fauna dapat dijumpai pada bangunan atau arsitektur rumah-rumah adat daerah. Ragam hias tersebut digunakan sebagai simbol yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Ragam hias flora dan fauna dibuat menggunakan bahan dan teknik yang berbeda. Ragam hias ada yang dibuat di atas kayu, kain, kulit, dan serta tembaga. Berikut beberapa motif dari ragam hias.
Selain itu, pembuatan ragam hias juga di-
dasarkan atas kebutuhan masyarakat baik
yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Ada ragam hias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya. Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora
(vegetal), fauna (animal), figural (manusia),
dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut
Banyak diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
Motif keketusan dibuat secara berulang-ulang meniru salah satu bagian dari suatu flora. Bagian flora yang biasa ditiru adalah bunga, sulur, dan daun.
Motif pepatraan dibuat berdasarkan keindahan bentuk flora, yaitu bentuk dedaunan dan bunga.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias, ada juga yang dipengaruhi oleh hewan mitologi yang bersifat sakral. Daerah daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias fauna di daerah tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman,tenun, dan kain bordir.
Kekarangan meniru bentuk hewan. Bentuk dasarnya adalah hewan khayalan, bahkan terkadang cenderung abstrak.
Motif garuda dapat dikatakan sebagai motif yang paling sederhana, karena tidak memiliki terlalu banyak variasi. Motif ini hanya terdiri dari bagian tubuh seperti; ekor, dua sayap, dan ditengahnya terdapat badan burung garuda.
Motif ini berasal dari suku Dayak Bahau di kalimantan dan kata asoq yang berarti "anjing", adalah perpaduan dari bentuk naga dan anjing. Bagian kepala dari motif ini meniru kepala naga, sedangkan badannya adalah badan anjing.
Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan
sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua, komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.
Ragam hias jenis pilin dapat kita lihat pada kain batik dan hiasan rumah tradisional.
Ceplokan atau yang biasanya dibilang sebagai “ceplok” saja, adalah bulatan untuk hiasan. Motif ceplokan terdiri dari satu motif saja, lalu disusun secara berulang-ulang. Beberapa motif ceplokan yang sudah terkenal yaitu :
Ragam hias geometris ceplokan dan ragam hias ini juga masih memiliki beberapa motif selain yang sudah di sebutkan diatas.
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa konsep ragam hias tumpal adalah konsep kesatuan. Konsep tersebut kemudian disebut sebagai kosmos yang isinya keselarasan antara 3 hal, yaitu terdiri dari manusia, semesta, dan alam lain.
Motif tumpal juga memiliki beberapa kreasi tersendiri. Motif ini dapat disusun secara berderetan, dengan posisi motif tumpal yang ujung runcingnya diatas atau pun dibuat terbalik dengan ujung runcing dibawah. Motif tumpal dapat dibuat secara polos, tetapi dapat juga diberi hiasan di bagian tengahnya, seperti bintang, garis-garis, bunga, dan sulur-suluran, dan memiliki fungsi yang hampir sama dengan motif pilin, ragam hias tumpal biasa dijadikan hiasan pinggiran. Biasanya dapat kita lihat pada ukiran candi atau pada kain batik.
Ada pula beberapa sumber yang mengatakan bahwa motif kawung ini terinspirasi dari binatang kuwangwung. Ragam hias kawung termasuk motif kuno, yang diciptakan oleh seorang Sultan Mataram sekitar abad 13. Pada zaman itu, motif kawung hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan atau pejabat.
Beberapa sumber menyebutkan, motif kawung mengandung pesan agar manusia selalu menjadi makhluk yang berguna, layaknya pohon aren yang seluruh bagiannya bisa digunakan. Makna lain dari motif kawung, lebih tepatnya dalam adat Jawa, adalah satu titik pusat keraton. Motif kawung juga disebut sebagai papat madhep limo pancer; empat titik membentuk garis dan menghadap satu titik yang dianggap sebagai pusat kekuatan.
Kata swastika merupakan terapan dari kata "Swastyastu", yang berarti semoga dalam keadaan baik. Tidak hanya menempati posisi sakral, motif swastika juga dijadikan motif-motif hiasan arsitektur kuno atau modern. Motif swastika banyak ditemukan di benda-benda bersejarah seperti koin, keramik, senjata, perhiasan, atau altar.
Ragam hias ini juga merujuk pada bentuk labirin, disebut sebagai labirin meander. Berdasarkan sejarah, ragam hias meander berasal dari zaman Yunani Kuno. Motif ini tidak hanya dipakai di Yunani, tetapi juga di Romawi dan Cina.
Motif ini merupakan sesuatu yang di anggap penting pada zaman Yunani Kuno, karena melambangkan infinity/tidak terbatas dan kesatuan. Banyak sekali bangunan-bangunan Yunani Kuno yang menggunakan motif meander sebagai hiasannya. Penggunaan ragam hias meander mulai tersebar karena adanya vas khas Yunani Kuno, yang sangat terkenal pada zaman geometris.
manusia yang digambar dengan menda-patkan penggayaan bentuk berupa wujud dua dimensi dan tiga dimensi.
Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil, kayu, maupun batu yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar atau memahat dll, berikut contoh ragam hias figuratif:
Patung merupakan karya seni rupa ragam hias figuratif yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat dengan teknik pahat.
Manusia sebagai sumber inspirasi ragam hias. Wayang kulit/golek diciptakan berdasarkan anatomi tubuh manusia.
Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal, lalu dapat distilasi sesuai dengan
imajinasi dan kreativitas-mu. Menggambar objek daun tunggal dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai stilasi berikut
a)Tentukan jenis fauna yang akan dibuat gambar ragam hiasnya.
b)Buatlah pola gambar ragam hiasnya.
c)Berilah warna pada hasil gambar ragam hiasnya.
Menggambar ragam hias flora, fauna, geometris, dan manusia memberikan pengetahuan tentang keanekaragaman budaya rupa dan kearifan lokal tentang kehidupan masyarakat penggunanya. Keragaman bentuk ragam hias ini menunjukkan pada kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya.
Kegiatan menggambar ragam hias dapat memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian budaya daerah khususnya ragam hias. Dengan mengenal ragam hias dari berbagai daerah, kita bisa lebih arif dan bijaksana dalam memelihara hubungan sosial dan lingkungan.
Daftar Isi :
- A. Pengertian Ragam Hias
- B. Motif Ragam Hias
- 1. Motif Ragam Hias Flora
- 2. Motif Ragam Hias Fauna
- 3. Motif Ragam Geometris
- 4. Ragam Hias Figuratif
- C. Pola Ragam Hias
- D. Teknik Menggambar Ragam Hias
Ragam hias flora dan fauna dapat dijumpai pada bangunan atau arsitektur rumah-rumah adat daerah. Ragam hias tersebut digunakan sebagai simbol yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Ragam hias flora dan fauna dibuat menggunakan bahan dan teknik yang berbeda. Ragam hias ada yang dibuat di atas kayu, kain, kulit, dan serta tembaga. Berikut beberapa motif dari ragam hias.
A. Pengertian Ragam Hias
Ragam hias atau di sebut juga 'ornamen' merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman pra-sejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia.Selain itu, pembuatan ragam hias juga di-
dasarkan atas kebutuhan masyarakat baik
yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Ada ragam hias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya. Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
B. Motif Ragam Hias
Ragam hias merupakan karya senirupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora
(vegetal), fauna (animal), figural (manusia),
dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut
Banyak diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
1. Motif Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir diseluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir. Berikut ini adalah contoh-contoh ragam hias flora:- Keketusan
Sumber: shopee |
Motif keketusan dibuat secara berulang-ulang meniru salah satu bagian dari suatu flora. Bagian flora yang biasa ditiru adalah bunga, sulur, dan daun.
- Pepatraan
Sumber: tokopedia |
Motif pepatraan dibuat berdasarkan keindahan bentuk flora, yaitu bentuk dedaunan dan bunga.
2. Motif Ragam Hias Fauna (Animal)
Bentuk motif fauna dapat dibuat berdasar-kan berbagai jenis binatang, misalnya burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Dalam membuat ragam hias, motif hias animal bisa digabung dengan motif hias vegetal atau motif geometrik. Sebagai contoh, untuk menggambar ragam hias dengan motif burung, dilakukan langkah-langkah berikut.Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias, ada juga yang dipengaruhi oleh hewan mitologi yang bersifat sakral. Daerah daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias fauna di daerah tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman,tenun, dan kain bordir.
- Motif Kekarangan
Kekarangan meniru bentuk hewan. Bentuk dasarnya adalah hewan khayalan, bahkan terkadang cenderung abstrak.
- Motif Garuda
Motif garuda dapat dikatakan sebagai motif yang paling sederhana, karena tidak memiliki terlalu banyak variasi. Motif ini hanya terdiri dari bagian tubuh seperti; ekor, dua sayap, dan ditengahnya terdapat badan burung garuda.
- Motif Naga Asoq
Motif ini berasal dari suku Dayak Bahau di kalimantan dan kata asoq yang berarti "anjing", adalah perpaduan dari bentuk naga dan anjing. Bagian kepala dari motif ini meniru kepala naga, sedangkan badannya adalah badan anjing.
Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan
sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua, komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk -bentuk geometris dan mengandung unsur-unsur garis, sudut, bidang, dan ruang. Garis-garis yang dibuat bisa dalam bentuk garis lurus, melengkung, spiral, atau zig-zag. Ada pula dalam bentuk bidang, seperti lingkaran, persegi, persegi panjang,segitiga, dan juga layang-layang. Garis dan bidang tersebut dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu ragam hias geometris yang indah, kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.Motif Ragam Hias Geometris Nusantara dan Dunia Pada Produk Kerajinan Tekstil
Ragam hias geometris juga disebut-sebut sebagai ragam hias tertua, karena sudah berkembang sejak zaman sejarah. Terdapat beragam jenis ragam hias geometris di nusantara dan dijadikan motif pada kerajinan tekstil, berikut motif-motif yang banyak digunakan pada produk kerajinan tekstil. Berikut beberapa motif ragam hias beserta penjelasannya.
- Pilin
Ragam hias jenis pilin dapat kita lihat pada kain batik dan hiasan rumah tradisional.
- Ceplokan
Ceplokan atau yang biasanya dibilang sebagai “ceplok” saja, adalah bulatan untuk hiasan. Motif ceplokan terdiri dari satu motif saja, lalu disusun secara berulang-ulang. Beberapa motif ceplokan yang sudah terkenal yaitu :
- Ceplok cakra kusuma
- Ceplok nogosari
- Ceplok truntum
- Ceplok supit urang
Ragam hias geometris ceplokan dan ragam hias ini juga masih memiliki beberapa motif selain yang sudah di sebutkan diatas.
- Tumpal
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa konsep ragam hias tumpal adalah konsep kesatuan. Konsep tersebut kemudian disebut sebagai kosmos yang isinya keselarasan antara 3 hal, yaitu terdiri dari manusia, semesta, dan alam lain.
Motif tumpal juga memiliki beberapa kreasi tersendiri. Motif ini dapat disusun secara berderetan, dengan posisi motif tumpal yang ujung runcingnya diatas atau pun dibuat terbalik dengan ujung runcing dibawah. Motif tumpal dapat dibuat secara polos, tetapi dapat juga diberi hiasan di bagian tengahnya, seperti bintang, garis-garis, bunga, dan sulur-suluran, dan memiliki fungsi yang hampir sama dengan motif pilin, ragam hias tumpal biasa dijadikan hiasan pinggiran. Biasanya dapat kita lihat pada ukiran candi atau pada kain batik.
- Kawung
Ada pula beberapa sumber yang mengatakan bahwa motif kawung ini terinspirasi dari binatang kuwangwung. Ragam hias kawung termasuk motif kuno, yang diciptakan oleh seorang Sultan Mataram sekitar abad 13. Pada zaman itu, motif kawung hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan atau pejabat.
Beberapa sumber menyebutkan, motif kawung mengandung pesan agar manusia selalu menjadi makhluk yang berguna, layaknya pohon aren yang seluruh bagiannya bisa digunakan. Makna lain dari motif kawung, lebih tepatnya dalam adat Jawa, adalah satu titik pusat keraton. Motif kawung juga disebut sebagai papat madhep limo pancer; empat titik membentuk garis dan menghadap satu titik yang dianggap sebagai pusat kekuatan.
- Swastika/Banji
Kata swastika merupakan terapan dari kata "Swastyastu", yang berarti semoga dalam keadaan baik. Tidak hanya menempati posisi sakral, motif swastika juga dijadikan motif-motif hiasan arsitektur kuno atau modern. Motif swastika banyak ditemukan di benda-benda bersejarah seperti koin, keramik, senjata, perhiasan, atau altar.
- Meander
Ragam hias ini juga merujuk pada bentuk labirin, disebut sebagai labirin meander. Berdasarkan sejarah, ragam hias meander berasal dari zaman Yunani Kuno. Motif ini tidak hanya dipakai di Yunani, tetapi juga di Romawi dan Cina.
Motif ini merupakan sesuatu yang di anggap penting pada zaman Yunani Kuno, karena melambangkan infinity/tidak terbatas dan kesatuan. Banyak sekali bangunan-bangunan Yunani Kuno yang menggunakan motif meander sebagai hiasannya. Penggunaan ragam hias meander mulai tersebar karena adanya vas khas Yunani Kuno, yang sangat terkenal pada zaman geometris.
- Motif Awan
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objekmanusia yang digambar dengan menda-patkan penggayaan bentuk berupa wujud dua dimensi dan tiga dimensi.
- Patung
Patung merupakan karya seni rupa ragam hias figuratif yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat dengan teknik pahat.
- Wayang
Manusia sebagai sumber inspirasi ragam hias. Wayang kulit/golek diciptakan berdasarkan anatomi tubuh manusia.
C. Pola Ragam Hias
Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zig-zag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias menjadi pola ragam hias tidak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.D. Teknik Menggambar Ragam Hias
Gambar ragam hias sangat bervariatif, ada yang diambil dari flora, fauna, manusia, dan bentuk-bentuk geometris. Bentuk gambar ragam hias, dapat berupa pengulangan maupun sulur-suluran. Pada saat kamu ingin menggambar ragam hias ada beberapa aturan yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
1) Perhatikan pola bentuk ragam hias
yang akan digambar.
2) Persiapkan alat dan media gambar.
3) Tentukan ukuran pola gambar yang
akan dibuat.
4) Buatsketsa disalah satu kotak/bidang
yang telah dibuat sebelumnya.
5) Buat bentuk yang sama (bisa dijiplak)
pada bidang yang lain.
6) Warnai gambar
1. Menggambar Ragam Hias Flora (vegetal)
Ragam hias flora dapat kamu lihat di berbagai macam benda atau barang. Gambar ragam hias flora memiliki bentuk dan pola yang beraneka ragam. Setiap daerah di Indonesia memiliki ragam hias flora dengan ciri khasnya masing-masing. Kamu sekarang bisa menggambar ragam hias dengan mudah. Kamu bisa meng-gunakan pola pengulangan maupun sulur-suluran.Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal, lalu dapat distilasi sesuai dengan
imajinasi dan kreativitas-mu. Menggambar objek daun tunggal dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai stilasi berikut
Teknik Menggambar ragam hias |
2. Menggambar Ragam Hias Fauna
Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama dengan ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek gambar ragam hias, yaitu burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Ragam hias fauna bisa digabung dengan ragam hias flora atau hanya sejenis saja. Beberapa tahapan dalam menggambar ragam hias fauna sebagai berikut.a)Tentukan jenis fauna yang akan dibuat gambar ragam hiasnya.
b)Buatlah pola gambar ragam hiasnya.
c)Berilah warna pada hasil gambar ragam hiasnya.
3. Menggambar Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometri, misalnya segitiga, segi empat, dan lingkaran. Penggunaan motif geometris dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris.Teknik menggambar ragam hias geometris |
4. Menggambar ragam hias manusia (figuratif)
Motif hias figuratif menggunakan motif manusia yang digambar dengan penggaya -an tertentu. Motif hias ini misalnya digunakan pada karya tekstil maupun karya kayu, yang dibuat dengan teknik menggambar atau mengukir. Motif manusia misalnya ditemukan di Jawa, Bali, dan Papua.Menggambar ragam hias flora, fauna, geometris, dan manusia memberikan pengetahuan tentang keanekaragaman budaya rupa dan kearifan lokal tentang kehidupan masyarakat penggunanya. Keragaman bentuk ragam hias ini menunjukkan pada kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya.
Kegiatan menggambar ragam hias dapat memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian budaya daerah khususnya ragam hias. Dengan mengenal ragam hias dari berbagai daerah, kita bisa lebih arif dan bijaksana dalam memelihara hubungan sosial dan lingkungan.