-->

Pengertian Seni Tari: Fungsi, Unsur, Simbol, Jenis dan Konsep Tari

Tari Tradisional di Indonesia. Banyak sekali ragam, dan jenisnya bukan? Apabila kita bandingkan dengan jumlah bahasa daerah yang terdapat di Indonesia yaitu sekitar 446 bahasa, artinya di Indonesia terdapat 446 etnis. Bayangkan, apabila di etnis Sunda saja terdapat 5 (lima) genre/rumpun tari, maka tak terbilang banyaknya tari-tarian di Indonesia. Penelitian James Brandon (1970) menyimpulkan bahwa 50% seni Asia Tenggara terdapat di Indonesia.

1. Pengertian Tari


Tari adalah gerak tubuh yang secara berirama senada dengan alunan musik yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Di sertai musik sebagai pengiring tari yang mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Pengertian Tari Menurut Parah Ahli:



1. Aristoteles (384-322 SM)

Filsuf Yunani bernama Aristoteles tidak hanya memiliki ketertarikan pada ilmu fisika, biologi, dan politik. Filsuf terkenal ini juga tertarik pada bidang seni, seperti puisi, teater, dan musik. Aristoteles mengartikan seni tari sebagai suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak.

2. Corrie Hartong (1906-1991)

Pakar tari yang satu ini merupakan seorang yang lahir di Belanda, dikenal sebagai guru tari dan koreografer. Hartong memiliki sekolah tarinya sendiri bernama Rotterdam School of Dance yang didirikan pada tahun 1931. Hartong mengartikan seni tari sebagai gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.

3. Soedarsono (1933)

Beliau merupakan seniman berkebangsaan Indonesia. Beliau merupakan guru besar dalam bidang Seni dan Sejarah Budaya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada. Beliau mendefiniskan seni tari sebagai ungkapan ekspresif jiwa manusia dalam gerak-gerak yang indah dan ritmis.

4. Yulianti Parani (1939)

Parani merupakan seorang koreografer dan juga sejarawan yang lahir di Jakarta pada tahun 1939. Beliau sudah mnegenal tari balet sejak usia 11 tahun, lalu mengembangkan tari balet di Indonesia. Beliau juga mendirikan sekolah balet bernama Nritya Sundara pada tahun 1957. Seni tari, menurut Parani, adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide-ide tertentu.

Pengertian Seni Tari: Fungsi, Unsur, Simbol, Jenis dan Konsep Tari
Pengertian Seni Tari: Fungsi, Unsur, Simbol, Jenis dan Konsep Tari

Nah, berapa banyak yang kalian tahu mengenai tari di daerah lingkunganmu atau daerah lainnya? Mari kita amati fungsi tari pada gambar tari tradisional di bawah ini.

2. Fungsi Tari 


Untuk mengamati tari-tarian tradisional, ada beberapa cara, salah satunya dipandang dari fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar: 

Fungsi Tari Sebagai Upacara Adat


Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.

Dalam hal ini kalian bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitar lingkunganmu atau daerah lainnya. Bagi kalian yang berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut, bukan! Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keaagamaan memiliki fungsi upacara. Bagi kalian yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kalian tentu mengenal tari Bedhaya dan tari Serimpi yang digelar di keraton pada setiap upacara penting, yang digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih. Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai upacara.

Fungsi Tari Sebagai Hiburan Pribadi 


Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah kalian menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul, sekali jika kalian menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai menari untuk hiburan pribadi. Dari pengamatan kalian, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi kalian benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat. 

Fungsi Tari Sebagai Penyajian Estetis


Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis, adalah tari yang disiapkan sebagai sarana media pertunjukan atau dipentaskan dengan mengedepankan nilai - nilai keindahan kepada masyarakat umum. Apakah kalian pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya...! Banyak sekali pergelaran tari sebagai penyajian estetis, berikut beberapa contohnya.

5 Contoh Tarian Sebagai Penyajian Estetis



  1. Tari Piring dari Sumatra Barat. Tari ini menggunakan properti piring dan mengutamakan keseimbangan dan kekompakkan.
  2. Tari Gambyong dari Surakarta, Jawa Tengah. Tari ini menggambarkan sifat wanita.
  3. Tari Golek Menak dari Jogjakarta. Tari ini sering digunakan sebagai media pertunjukkan.
  4. Tari Topeng dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini dipertunjukkan untuk mengisi hiburan saat masyarakat melakukan hajatan.
  5. Tari Giring - Giring dari Kalimantan Tengah. Tari ini sering dipentaskan pada acara-acara kegembiraan seperti hajatan, perayaan hasil panen, penyambutan tamu besar, dan festival budaya.

Fungsi Tari Sebagai Media Pendidikan


Kegiatan tari dapat dijadikan sarana pendidikan, misalnya mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang dilarang oleh norma-norma agama. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari bisa membangkitkan perasaan seseorang.

Fungsi Seni Tari Sebagai Katarsis


Katarsis yang artinya pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilakukan oleh orang telah mencapai taraf atas dalam penjiwaan seni. Oleh sebab itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang mendasar.


3. Unsur- Unsur Seni Tari


Suatu gerakan tidak dapat dikatakan sebagai tarian jika tidak memenuhi 3 unsur. Jika salah satu dari unsur ini tidak ada maka gerakan tersebut tidak termasuk tari. Ketiga unsur tersebut adalah:

  • Wiraga (Raga): Sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik dengan posisi berdiri ataupun duduk.
  • Wirama (Irama): Seni tari juga harus memiliki unsur irama yang bisa menyatukan antara gerakan badan dan music pengiringnya. Baik dari segi irama maupun temponya.
  • Wirasa (Rasa): Tarian hendaknya mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di jiwa. Baik melalui sebuah gerakan dan tarian atau ekspresi penarinya.

Unsur Pendukung Seni Tari


1. Ragam Gerak

Tarian menjadi lebih indah karena adanya kombinasi pas dari berbagai gerakan tubuh baik itu gerakan kaki, tangan, lenggak lenggok penarinya, lirikan mata, dan juga gerakan kepala yang menjadi pelengkap. Untuk lebih jelasnya baca juga: Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur 


Ketika kita melakukan gerak, ada tingkatan tinggi maupun rendah seperti kadang berdiri, duduk, atau melompat. Tinggi rendahnya gerak yang kita lakukan sering disebut dengan level. Berikut Level Gerak Tari: Tinggi, Sedang, Rendah

2. Ragam Iring-iringan Musik

Saat sebuah tarian diiringi dengan alunan musik tertentu, tentunya tarian tersebut akan menjadi lebih enak untuk dinikmati baik itu dari suaranya, gerakannya, maupun perasaan yang ingin disampaikan oleh sang penarinya.

Iring iringan ini tidak harus berasal dari alunan musik yang merdu atau menghentak, dapat pula berasal dari suara hentak kaki penari ataupun tepukan tangan dari penari itu sendiri berpadu dalam gerakan tarian yang indah dan mempesona.

3. Kostum dan Tata Rias

Agar tarian dapat lebih mengena di benak para pemirsanya, maka ada baiknya penari merias dirinya dengan tata rias yang apik dan kostum yang menarik sehingga ekspresi muka dan juga gerak lakunya dapat menambah daya tarik bagi pemirsa.


4. Pola Lantai / Blocking

Pola Lantai Seni Tari | Pengertian, Fungsi, Contohnya
Pola lantai ataupun blocking menjadi hal yang diperlukan sehingga fokus penari tidak hanya di tengah tengah panggung saja. tata lantai diperlukan agar seluruh media panggung dapat dijangkau oleh penari dan menambah daya tarik dari seni tari itu sendiri. Transisi penari pun harus diatur sedemikian rupa dalam sebuah blocking agar gerakannya tidak menjadi kacau, terlebih lagi jika penari tersebut terdiri dari beberapa orang atau berkelompok.

4. Simbol Karya Tari 


Simbol tari, adalah segala hal yang terdapat dalam tarian yang memiliki makna atau cerita dalam sebuah tarian. Simbol yang terdapat dalam karya tari yaitu:

1. Simbol Gerak


Simbol gerak di sini adalah upaya penyampaian sebuah pesan pesan dalam tarian melalui gerakan. Contoh yang paling mudah adalah gerakan tari dayak yang menyerupai burung atau satwa. Hal ini menggambarkan bagaimana penari berusaha mengekspresikan dirinya sebebas satwa tersebut. Atau contoh lainnya adlaah tari baris dari Bali, dimana penari mengangkat bahu hingga setinggi telinga. Di sini maksudnya adalah penari berusaha untuk menggambarkan tubuh tegap para prajurit Bali di masa lalu. Dan juga mata yang melirik sangat tajam, menggambarkan bagaimana mereka berusaha awas dan waspada.

Beberapa gerakan dalam tarian antara lain sebagai berikut :

  • Gerak Kepala, seperti : menggeleng, menunduk, menengadah, menengok, berputar
  • Gerak Tangan, seperti : melenggang, memutar pergelangan, merentangkan tangan
  • Gerak Badan, seperti : membungkuk, condong, tegak tegap
  • Gerak Kaki, seperti : berjalan ditempat, melangkah kiri kanan, berlari

2. Simbol Tata busana


Tata busana di sini terlihat pada tarian dayak dimana mereka berusaha menyerupai burung. Di sini simbol tata busana akan membuat pemirsanya lebih mudah mengintepretasikan cerita yang ada.

Secara umum warna-warna busana tari mempunyai simbol sebagai berikut :
  • Warna merah merupakan simbol keberanian.
  • Warna biru merupakan simbol kesetiaan.
  • Warna kuning merupakan simbol kecerian atau gembira.
  • Warna hitam merupakan simbol kematangan dan kebijaksanaan.
  • Warna merupakan simbol kesucian.

Biasanya busana penari dilengkapi dengan kelengkapan lain seperti :

  • Busana dan perlengkapan
  • Kain atau celana panjang
  • Kemben
  • Sayap
  • Mahkota atau jamang bentuk kepala burung
  • Gelang tangan dan gelang kaki
  • Selendang atau sampur


3. Simbol rias 


Simbol tata rias juga berpengaruh penting. Semisal tari jaipong. Di sini pada tari jaipong tata rias wajah sangat kontras karena apa pun ekspresi penari harus terlihat jelas di penonton. Terutama di bawah tata cahaya yang kuat.

Simbol tari bedasarkan fungsinya, sebagai berikut.

1.  Konstitutif, biasanya merupakan hal yang berkaitan dengan kepercayaan seperti agama.

2.  Kognitif, biasanya berkaitan dengan ilmu pasti.

3.  Moral, berkaitan dengan norma dan moral

4.  Ekspresif, berkaitan dengan pengungkapan perasaan.


5. Jenis Tari 


Jenis tari tradisional di Indonesia bisa diamati dari bagaimana tari tersebut ditampilkan.

1. Jenis-Jenis Tari Berdasarkan Pembagiannya


Tari tradisional


Pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu daerah yang sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat.

Tari tradisional dibedakan menjadi 3 jenis tari, yaitu:

  1. Tari Klasik
  2. Tari Kerakyatan / folklasik
  3. Tari Kreasi Baru


Contoh tari tradisional:
  1. Tari Saman dari Aceh
  2. Tari Baluse dari Sumatera Utara
  3. Tari Piring dari Sumatera Barat
  4. Tari Makan Sirih dari Riau
  5. Tari Jaipong dari Jawa Barat

Tari Kreasi


Pengertian tari kreasi yaitu jenis tarian tradisional yang sudah mengalami modifikasi yang inovatif dengan cara menyesuaikan gerakan-gerakan yang ada, alat pengiring yang digunakan atau pun property pelengkap tari. Tujuan tari kreasi sendiri adalah agar tari tradisional bisa diterima lebih baik utamanya sebab telah menyesuaikan diri dengan zaman.

Secara umum Tari Kreasi ini dibagi ke dalam dua kelompok umum antara lain sebagai berikut:

  • Tari Kreasi berpola tradisi, yakni tari kreasi yang penggarapannya berpijak pada kaidah tradisi.
  • Tari Kreasi Baru non tradisi, yakni jenis tari kreasi yang lepas dari kaidah-kaidah tradisi sehingga disebut sebagai kreasi yang baru.



Contoh-contoh tari kreasi di berbagai daerah Indonesia :

1. Tari Nguri, Sumbawa
2. Tari Merak, Jawa Barat
3. Tari Rara Ngigel, Yogyakarta
4. Tari Oleg Tambulingan, Bali
5. Tari Kupu-kupu, Bali
6. Tari Manipuren, Jawa Tengah
7. Tari Yapong, Jakarta
8. Tari Garuda Nusantara
9. Tari Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur
10. Tari Manuk Rawa, Bali

Tari Kontemporer


Tari kontemporer adalah tarian yang terpengaruh dampak modernisasi serta bersifat bebas dan tak terikat oleh pakem-pakem gerak sebagaimana pada tarian tradisional.

Beberapa contoh tarian kontemporer, antara lain:

1. Tari Yapong
2. Tari Cak Rina
3. Tari Barong-barongan
4. Tari Setan Becanda
5. Tari Urib Urub


Jenis-Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya


Tari yang ditampilkan seorang penari, tentu saja kita sebut sebagai tari tunggal. Kalian tahu kan tari wayang Gatotkaca, tari topeng Cirebon yang selalu ditampilkan secara perorangan? Tari Gatotkaca menarikan seorang tokoh pewayangan. Tari Klana dalam topeng Cirebon menarikan tokoh Klana dalam cerita Panji. Lalu bagaimana menurutmu, apabila tari Gatotkaca atau tari topeng Klana yang berkonsep tari tunggal tersebut ditampilkan oleh banyak penari? Benar sekali, tari tersebut tetap disebut tari tunggal.

  • Tari tunggal (Solo), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek (Jawa Tengah).
  • Tari berpasangan (duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
  • Tari kelompok (Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
  • Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh daerah Nusantara.


6. Konsep Tari Tradisional 


1. Konsep tari tradisional klasik 

Konsep tari tradisional dalam tari tradisional klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


  • Tari yang hidup di lingkungan keraton. Gerak-gerak tarinya memiliki pakem (aturan) tertentu mengikuti aturan yang berada di keraton. 
  • Memiliki keindahan mengikuti aturan keraton. 
  • Ruang, tenaga dan waktu memiliki standar keraton. 
  • Diketahui penciptanya 

Contoh tari tradisional klasik: 


  • Tari Serimpi, 
  • Tari Bedhaya, 
  • Tari Beksan Lawung, 
  • Tari Pakarena, 
  • Tari Legong Kraton, 
  • dll. 


2. Konsep tari tradisional kerakyatan


  • Tari yang hidup di lingkungan rakyat yang sifatnya komunal 
  • Memiliki nilai yang berpijak pada tradisi setempat 
  • Ruang, tenaga dan waktu mengikuti standar tradisi setempat. 
  • Terkadang memiliki kekuatan magis ritus tertentu 
  • Diselenggarakan sebagai pengikat solidaritas masyarakat dalam upacara komunal. 
  • Tidak diketahui penciptanya 


Contoh tari tradisional kerakyatan: 


  • Sintren,
  • Sisingaan, 
  • Ronggeng Gunung,
  • Ronggeng Ketuk,
  • Seblang 
  • dll.

Menurut kalian, bagaimana cara penari agar terlihat kompak, serempak, hapal gerakan, sesuai dengan iringannya? Tentu saja dengan latihan yang intens dengan sesama penari dan juga menyesuaikannya dengan musik pengiringnya.

Dalam artikel kali ini kita sudah membahas pengertian seni tari, fungsi seni tari serta analisis seni tari dan juga para ahli dalam menafsirkan seni tari tidak lupa unsur-unsur seni tari klasifikasi tari tradisional lengkap kita bahas disini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel